Jumat, 04 Mei 2018

PERAWATAN MESIN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
            Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan dalam banyak bidang ilmu pengetahuan, salah satunya di bidang Teknik atau Engineering. Mekanisasi dan otomatisasi sangat diprioritaskan dalam aspek-aspek bidang teknik, terutama teknik mesin. Ini dimaksudkan agar memudahkan dalam mencapai tingkat praktis, efisien, dan presisius.
            [1]Salah satu faktor produksi yang harus dioptimalkan penggunaannya yaitu mesin produksi. Mesin yang digunakan dalam kegiatan produksi harus mampu beroperasi dengan optimal. Pengoperasian mesin dikatakan optimal apabila nilai downtime-nya minimum. Untuk dapat menjamin pengoperasian mesin yang optimal, diperlukan suatu sistem perawatan dan pemeliharaan mesin yang tepat. Sistem perawatan mesin yang tepat merupakan sistem perawatan yang dapat memberikan jadwal perawatan dengan minimum dowtime sehingga memberikan total biaya yang minimum juga. Penelitian Agustinus Silalahi, Ronald Sukwadi, dan Trifenaus Prabu Hidayat dengan judul “Usulan Preventive Maintenance dengan Menggunakan Metode Modularity Design pada Mesin Surface Mounting Technology menyatakan bahwa kerusakan suatu komponen yang tidak terdeteksi selama berlangsungnya proses produksi mampu mempengaruhi kinerja bahkan merusak komponen lain yang berhubungan dengan komponen yang bersangkutan.
Dalam penulisan ini, penulis akan membahas tentang pengertian , jenis-jenis perawatan mesin serta penerapan perawatan mesin itu sendiri. Hal tersebut sangatlah penting untuk tidak sekedar diketahui, namun harus diaplikasikan. Melalui sebuah penulisan, maka dapat diketahui dan diketahui tentang perawatan mesin yang kemudian dapat menjadi suatu dasar atau pedoman dalam menciptakan suatu pandangan baru tentang pentingnya memperhatikan perawatan mesin tersebut.


1.2       Perumusan Masalah
            Dalam penulisan ini penulis diharuskan untuk dapat mengetahui, mempelajari dan mempraktekan tentang perawatan mesin.

1.3       Pembatasan Masalah
      Setelah diketahui mengenai masalah-masalah apa saja yang akan dibahas maka akan dijelaskan batasan masalah yang ada dalam penulisan ini, yang meliputi :
1.            Penjelasan tentang perawatan mesin
2.            Materi yang dibahas hanya meliputi pengertian, jenis-jenis perawatan mesin, manfaat perawatan mesin.

1.4       Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan yang diharapkan dalam penulisan laporan akhir ini adalah sebagai berikut :
1.            Memahami tentang perawatan mesin.
2.            Mengetahui dan memahami jenis-jenis perawatan mesin.
3.            Mengetahui manfaat apa saja dari perawatan mesin.

1.5              Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui penjelasan pada tiap-tiap bab secara garis besar maka sistematika dalam penulisan laporan ini tersusun dari beberapa bab, yaitu sebagai berikut :

BAB I          PENDAHULUAN
                     Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, permasalahan, pembatasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan ini.
BAB II         PEMBAHASAN
                     Pada bab ini menjelaskan mengenai pengertian, jenis-jenis dan manfaat perawatan mesin.
BAB III       PENUTUP
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penulisan perawatan mesin.




























BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Penjelasan Tentang Perawatan Mesin
            Menurut Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, Perwatan/pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance atau pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat diterima oleh penggunannya. Pemeliharaan yang efektif akan mengarah pada hal-hal sebagai berikut :
a.       Kapasitas pekerjaan terpenuhi secara maksimal
b.      Kemampuan untuk menghasilkan hasil kerja dengan toleransi khusus atau level kualitas tertentu.
c.       Dapat meminimalkan biaya per unit kerja.
d.      Dapat mengurangi resiko kegagalan dalam memenuhi keinginan pelanggan yang berkaitan dengan kapasitas kerja dan kualitas hasil kerja.
e.       Dapat menjaga keselamatan pegawai, lingkungan kerja dan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin muncul dengan adanya proses kerja.
f.        Dapat memastikan sekecil mungkin resiko yang dapat membahayakan lingkungan di sekitar bengkel kerja/pabrik.

Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Dalam pemeliharaan terencana terdapat instrument pengendalian dan instrument pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari instrument manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.

Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa instrument yang dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif adalah mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang bukan penggantian suku cadang berat.
Pemeliharaan preventif membantu agar peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatnya. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaan preventif dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan diganti sebagian komponennya.
Pemeliharaan rutin dilakukan secara instrumen dengan selang waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan dicatat seperti : instrumen 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B atau instrumen waktu 120.000 jam, 5.000 jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan instrumen yang diletakkan di ruang penanggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya pada saat yang ditentukan. Sebelum instrumen pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas.

2.2       Jenis-jenis Perawatan Mesin
            Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:


Gambar 2.1 Pembagian Perawatan



Bentuk-bentuk Perawatan
1.      Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2.      Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3.      Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4.      Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5.      Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
6.      Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
a.       Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
b.      Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.

Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:
a.       Availability : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
b.      Downtime : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
c.       Check : Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
d.      Facility Register Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.
e.       Maintenance management : Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
f.        Maintenance Schedule : Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
g.      Maintenance planning : Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
h.      Overhaul : Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
i.        Test : Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.
j.        User : Pemakai peralatan/fasilitas.
k.      Owner : Pemilik peralatan/fasilitas.
l.        Vendor : Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
m.    Trip : Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
n.      Shut-in : Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
o.      Shut-down : Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.

2.3       Manfaat Perawatan Mesin
            Dengan adanya pemeliharaan mesin memiliki banyak manfaat baik bagi mesin atau peralatan itu sendiri, perusahaan atau industri, serta para penggunanya. Berikut ini beberapa manfaat dari melakukan kegiatan perawatan mesin :
1.      Menjamin kesiapan alat operasional pada saat akan digunakan.
2.      Dengan melakukan pemeliharaan mesin secara berkala dapat memperpanjang kinerja atau usia dari mesin tersebut.
3.      Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi serta mendapatkan keuntungan yang maksimum pula.
4.      Menjamin keselamatan pengguna, karena menggunakan peralatan dalam kondisi baik.

            Dengan manfaat tersebut banyak industri yang mulai menyadari betapa pentingnya pemeliharan mesin untuk dilakukan. Tidak hanya untuk kelancaran pada proses produksi dalam industri, akan tetapi biaya penggunaan alat pun tidak banyak. Perawatan mesin akan mengurangi biaya perbaikan atau penggantian alat yang baru.



BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
            Dalam penulisan ini kita dapat menarik beberapa poin kesimpulan, yaitu :
1.       Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakanMenurut Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, Perwatan/pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya.
2.      Berdasarkan bentuk perawatan di bagi menjadi beberapa :
a.       Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
b.      Perawatan Korektif
c.       Perawatan Berjalan
d.      Perawatan Prediktif
e.       Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
f.        Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
3.      Perawatan mesin mempunyai beberapa manfaat, dengan manfaat tersebut banyak industri yang mulai menyadari betapa pentingnya pemeliharan mesin untuk dilakukan. Tidak hanya untuk kelancaran pada proses produksi dalam industri, akan tetapi biaya penggunaan alat pun tidak banyak. Perawatan mesin akan mengurangi biaya perbaikan atau penggantian alat yang baru.






















DAFTAR PUSTAKA


1.      Tarigan,Paulus , dkk. 2012 . Perawatan Mesin Secara Preventive Maintenance Dengan Modularity Design Pada PT.RXZ . Sumatera : Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.
2.      www.tneutron.net


Tidak ada komentar:

Posting Komentar