PENDAHULUAN
1. Hakikat Ilmu Pengetahuan
Terdapat dua (2) sumber utama
bagaimana seseorang memiliki ilmu pengetahuan, yaitu secara:
a.
Eksperiental Reality (ER)
Yaitu
sumber pengetahuan yang kita dapatkan dengan cara mengaminya sendiri.
b.
Agreement Reality (AR)
Yaitu sumber pengetahuan yang didasarkan pada kesepakatan-kesepakatan
antara diri kita pribadi dengan orang lain. Misalnya seperti informasi dari
orang lain, tradisi, serta kebiasaan
Berikut cara seseorang memperoleh
pengetahuan yang ada yaitu:
a.
Secara tidak ilmiah
b.
Secara ilmiah
Perbedaan
diantara keduanya yaitu cara yang tidak ilmiah adalah cara yang mudah dilakukan
serta cepat didapat. Dengan cara tersebut pengetahuan didapat secara cepat dan
mudah, namun cara tersebut memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1.
Pengetahuan yang didapat cenderung
tidak akurat dan bersifat terbatas.
2.
Pengetahuan yang didapat cenderung
untuk digeneralisasikan ke tingkatan yang lebih umum, tanpa melalui sebuah
proses yang dapat dipertanggungjawabkan
3.
Pengetahuan yang didapat
dimungkinkan sebagai sebuah hasil rekayasa demi kepentingan mempertahankan
“kebenaran” pengetahuan yang ada
4.
Pengetahuan yang didapat sulit dibebaskan dari
kepentingan subjektif
5.
Pengetahuan yang didapat masih
memberikan ruang bagi nuansa mistik yang secara rasional dan logika sullit
untuk dipertanggungjawabkan, dan akhirnya pengetahuan yang didapat secara tidak
ilmiah ini cenderung untuk mengambil jalan pintas tanpa memerhatikan proses
bagaimana munculnya pengetahuan tersebut.
Untuk
mengatasi berbagai kelemahan yang muncul dengan cara yang tidak ilmiah,
dikembangkan sebuah cara yang ilmiah lahir untuk mengatasi kelemahan yang ada pada cara yang tidak ilmiah. Perbedaan lainnya antara cara tidak ilmiah dan cara ilmiah adalah pada isi dari pengetahuan tersebut dan proses bagaiman kita memperoleh pengetahuan tersebut.
dikembangkan sebuah cara yang ilmiah lahir untuk mengatasi kelemahan yang ada pada cara yang tidak ilmiah. Perbedaan lainnya antara cara tidak ilmiah dan cara ilmiah adalah pada isi dari pengetahuan tersebut dan proses bagaiman kita memperoleh pengetahuan tersebut.
Jika
pada cara yang tidak ilmiah lebih menekankan pada isi daripada proses, maka
sebaliknya dengan cara ilmiah, cara ini justru menekankan pada proses bagaimana
pengetahuan itu didapat daripada isi pengetahuan itu sendiri.
2. Etika Penelitian
Berikut adalah
beberapa aspek yang ada dalam etika penelitian:
1.
Scientific misconduct
Yaitu dalam etika ini,
seorang peneliti tidak boleh melakukan penipuan dalam melakukan sebuah
penelitian. Misalnya seperti melakukan research
fraud yaitu pemalsuan data penelitian atau melakukan plagiarism yaitu mencontek hasil penelitian orang lain.
2.
Terkait dengan subjek penelitian
Etika penelitian juga
mengatur mengenai perlindungan terhadap partisipan dan pertanggungjawaban
peneliti terhadap subjek penelitian dalam bentuk informed consent.
3.
Dalam upaya mencapai informed consent
Etika penelitian juga mengatur
tentang adanya anonimitas dan kerahasiaan. Agar subjek penelitian mau diteliti,
peneliti dapat saja menjanjikan bahwa identitas subjek penelitian akan
dirahasiakan.
4.
Etika penelitian juga mengatur
hubungan antara peneliti dengan sponsor.
Tidak sedikit penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan sponsor. Dalam etika penelitian diatur bahwa
peneliti harus bebas dari kepentingan subjektif sponsor penelitian.
PENDEKATAN
PENELITIAN KUANTITATIF
A. Asumsi Dasar Pendekatan
Kuantitatif
Terdapat dua pendekatan yang memengaruhi proses penelitian, mulai dari
merumuskan permasalahan hingga mengambil kesimpulan. Neuman menambahkan satu
pendekatan lagi, yakni pendekatan critical.
Setiap pendekatan memiliki asumsi dasar yang berbeda. Asumsi dasar yang ada
didalam pendekatan kuantitatif bertolak belakang dengan asumsi dasar yang
dikembangkan di dalam pendekatan kualitatif. Asumsi dasar inilah yang
memengaruhi pada perbedaan dari cara pandang peneliti terhadap sebuah fenomena
dan juga proses penelitian secara keseluruhan.
Pendekatan kuantitatif dinamakan positivist,
sedangkan pendekatan kualitatif dinamakan pendekatan interpretif. Selain
pendekatan kuantitatif, kita juga menggunakan kuantitatif dalam kontek mode
kuantitatif, dan data kuantitatif.
Pendekatan
kuantitatif dan kualitatif dilihat dari berbagai asumsi yang ada:
Asumsi Dasar
|
Kuantitatif
|
Kualitatif
|
Ontologi
(hakikat dasar gejala sosial)
|
-Real
-Berpola
|
-Dibuat
melalui definisi
-Hasil
makna dan interpretasi
|
Hakikat
dasar manusia
|
-Rasional
-Diatur
oleh hukum universal
|
-Memberi
makna
-Bebas
|
Epistomologi
(hakikat dasar ilmu pengetahuan)
-kaitann
ilmu dengan nilai
-kaitan
ilmu dengan akal sehat
-Metodologi
|
-bebas
nilai
-objektif
-ilmu
adalah cara terbaik memperoleh pengetahuan
-deduktif
-nomotetik
|
-tidak
bebas nilai
-subjektif
-akal
sehat adalah teori orang awam yang perlu dipahami
-induktif
-idiografik
|
Aksiologi
|
Menemukan
hukum universal, mencari penjelasan
|
Menemukan
arti pemahaman
|
JENIS – JENIS PENELITIAN
A.
Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Manfaat penelitian
·
Penelitian murni
Penelitian ini merupakan penelitian yang
manfaatnya dirasakan untuk waktu yang lama
·
Penelitian terapan
Penelitian yang manfaatnya dapat segera
dirasakan oleh berbagai kalangan
B.
Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian
·
Penelitian Eksploratif
Penelitian ini dilakukan untuk menggali
suatu gejala yang relatif masih baru
·
Penelitian Deskriptif
Penelitian ini dilakukan untuk
memberikan gambaran yang lebh detail mengenai suatu gejala atau fenomena.
·
Penelitian Eksplanatif
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan
penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi
C.
Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
·
Penelitian cross-sectional
Penelitian ini penelitian yang dilakukan
dalam satu waktu tertentu
·
Penelitian Longitudinal
Penelitian jenis ini dilakukan
antarwaktu.
D.
Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data
·
Penelitian Survei
Peneltian ini merupakan penelitian yang
menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.
·
Penelitian Eksperimen
Penelitian ini dapat dilakukan didalam
alam terbuka dan juga diruang tertutup
·
Analisis Isi
Penelitian ini dilakukan bukan kepada
orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya
·
Penelitian Lapangan
Penelitian ini bisa dimulai dengan perumusan
permasalahan yang tidak terlalu baku.
·
Analisis Wacana
Penelitian ini serupa dengan analisis
wacana, hanya saja bukan frekuensi tampilan dari topik tertentu yang dipilih
dalam material yang sudah ditentukan, tetapi lebih jauh mengaitkan topik tersebut
pada setting atau kondisi yang muncul bersamaan atau melatarbelakangi topik
tersebut.
·
Perbandingan Sejarah
Penelitian ini bertujuan mengumpulkan
data dan menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masa lalu
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo
dan Lina Miftahul Jannah. 2011. Metode
Penelitian Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada